Laporan oleh: Ratih Anbarini
[Unpad.ac.id, 4/03] Pasangan nomor urut dua, Ahmad Fakhruddin dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) dan Mei Susanto dari Fakultas Hukum (FH) atau disingkat Afgant, akhirnya terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Unpad periode 2009/2010. Pasangan ini meraih 7.009 suara, mengalahkan pasangan nomor urut satu, Guruh Muamar Khadafi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) dan Bagja Nugraha dari FH yang hanya memperoleh 3.697 suara.
Koordinator Humas Pemilihan Raya Mahasiswa (Prama) Unpad, Sugih Maulana, Rabu (4/03) mengatakan, hingga hari terakhir pencoblosan terkumpul sebanyak 11.225 suara. “Lebih dari 500 suara abstain dan tidak sah,” kata Sugih. Jumlah suara yang abstain dan tidak sah ini, lanjut Sugih, dinilai lebih baik dibandingkan tahun lalu. “Kemungkinan kesalahan lebih banyak, mengingat cara pelipatan kertas suara tidak diperhitungkan. Sementara tahun ini pelipatan kertas suara sudah dibuat seperti model yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum,” ujar Sugih.
Sementara itu, pengumuman hasil Prama Unpad ini akan dilakukan pada Kamis (5/03) dengan menyebarkan pamfet dan baligo di setiap fakultas di lingkungan Unpad. “Presiden dan wakil presiden BEM Kema Unpad akan dilantik dan melakukan pidato pertamanya di hadapan peserta kongres yang dilaksanakan pada 13, 14, dan 15 Maret 2009,” kata Sugih.
Meskipun secara keseluruhan proses pelaksanaan Prama Unpad dinilai sukses dan berjalan lancar, namun diakui Sugih, kekurangan dan evaluasi masih tetap ada. Misalnya, tahun ini terjadi pengurangan 375 suara. “Tahun lalu bisa tercapai hingga 11.600 suara,” lanjut Sugih.
Dijelaskan, pengurangan suara tersebut disebabkan kurangnya waktu pencoblosan yang hanya diselenggarakan selama empat hari (23-26/02). Sementara tahun lalu, waktu pencoblosan dilakukan selama satu minggu dan masih ditambah dua hari. Selain itu, waktu untuk memperkenalkan kandidat juga dinilai sangat singkat, sehingga target suara sebanyak 13.000 hingga 15.000 suara tidak dapat tercapai. “Singkatnya waktu penyelenggaraan Prama ini karena kami harus mengejar waktu untuk kongres,” ujar Sugih.
Sugih menyarankan, untuk pelaksanaan Prama tahun depan, panitia diharapkan dapat menjalin hubungan lebih baik dengan panitia Tempat Pemungutan Suara (TPS) di setiap fakultas. Hal ini penting agar tidak terjadi peristiwa absennya sejumlah fakultas seperti pernah dikatakan sebelumnya. Ia juga menyarankan untuk mengatur waktu pelaksanaan rangkaian Prama, sehingga tidak lagi dilakukan dengan waktu yang singkat seperti terjadi tahun ini. (eh)*